Tuesday, March 31, 2009

Menjahit Baju

Ini juga hobi yang mungkin diturunkan oleh orang tua.
Soalnya entah kenapa kalo masalah jahit menjahit ini aku biasanya langsung tertarik untuk mencoba. Saat ini aku sudah menghasilkan beberapa karya (ceile...) berupa baju-baju anak, baju suami dan bajuku sendiri tentunya. Asyik sih...
Pertama kali aku nyoba baju anakku dari bahan batik gitu, cuma saat itu aku kesulitan di kerahnya. Terus coba lagi tapi ga pake kerah, dan masih ada beberapa lagi.
Nah kalo bajuku aku pernah bikin batik lebaran kemarin (sepasang ma suami), terus batik coklat seragam, terus gaun putih kadang aku pake kondangan kadang buat pengajian juga...he2... Intinya sih seneng aja.

Ini salah satu hasilnya baju anakku :

Tuesday, March 17, 2009

SULAM PITA

Membuat SULAM PITA...? Wow...
Ternyata menyenangkan lho... (bagi yang hobi tentunya..)

Tahun lalu aku mulai belajar sulam pita. Berawal dari temen kantor (tepatnya Mbak Lani) yang bawain buku tentang teknik sulam pita. Kebetulan temen yang lain (Mbak Lola maksudnya) juga hobi banget soal handycraft termasuk soal sulam menyulam tentunya. Sejak saat itu aku semangat banget belajar sulam ini, sampai2 beli pita ke pasar pagi mangga dua segala. Kebetulan saat itu aku baru pertama kali pergi ke psitu. Dan ternyata....wow... semuanya lengkap..kap...kap. Mau cari model pita kaya apa aja ada. Bahan satin, bahan organdi, gulungan besar, gulungan kecil, pokoknya semua ada termasuk buku2 cara membuatnya. Bagi temen2 yang mungkin lagi bingung nyari tempat belanja sulam pita aku referensikan ke PASAR PAGI MANGGA DUA deh... Kalo naik bus way jurusan kota, turun di shelter kota/stasiun kota. Abis itu nyebrang menuju depan stasiun, trs naik angkot bayar Rp.2.000,- apa aja yang ke arah ducit mangga dua. Nanti ga lama sebelah kiri ada tulisan besar-besar "PASAR PAGI MANGGA DUA"

Abis itu mulai sulam menyulam ini aku mulai. Pertama aku bikin sulam motif bunga buat hiasan dinding. Aku bikinnya sepasang, yang satu warna merah dan satunya warna biru. Sebenernya ga begitu bagus sih, tapi aku pede aja aku pasang di dinding rumahku sebagi hiasan. Abis itu aku juga bikin sulam pita di mukena zahra (anakku kecil mungil. Motifnya bunga juga sih... Tapi yang ini agak lumayan hasilnya, agak rapi dikit. Nah yang sekarang lagi aku kerjain adalah gordyn rumah. Kebetulan di rumah banyak bahan satin. Bingung manfaatinnya akhirnya aku potong2 jadi 4 lembar dan aku hiasi sulaman dari pita....he2...Sekarang tahap finishing. Nanti kalo dah sempet aky upload fotonya.... Kali ada yang berminat...bisa buka bisnis kan....??he2...

Sebenernya sih aku masih pengen belajar banyak lagi mengenai teknik sulam pita ini, biar lebih oke dan bervariasi hasilnya.

Ini sulam pita yang aku bikin di bajuku :


Ini aku bikin di mukena anakku :


Nah, kalo yang ini aku bikin dan aku bingkai buat hiasan dinding :


Wednesday, March 11, 2009

Antara Uang dan Perhatian

Diambil dari http://masenchipz.com
Semoga bisa menginspirasi temen2 dalam mengasuh buah hati

Seperti biasa Ghana, Kepala Cabang Sebuah perusahaan swasta terkemuka diJakarta, tiba dirumahnya pada pukul 9 malam. tidak seperti biasanya, Annisa, putri pertamanya yang baru duduk dikelas 3 SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama “kok, belum tidur?” sapa Ghana sambil mencium anaknya. biasanya Annisa memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika akan berangkat kantor pagi hari. sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Annisa berucap”aku nunggu Ayah pulang, sebab Annisa mo nanya..berapa sih gaji ayah?”

“Lho tumben, kok nanya gaji Ayah? mau minta uang lagi, ya?” “ah..enggak pengen tau aja” ucap Annisa singkat. “OK..kamu boleh hitung sendiri, setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.40.000,- setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu minggu libur, kadang Sabtu Ayah masih lembur. jadi Ayah dalam 1 bulan berapa hayooo?” Annisa berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. ketika Ghana beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Annisa berlari mengikutinya. “kalo satu hari Ayah dibayar Rp.400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp.40.000,- dong” katanya. “wah, pinter kamu. sudah sekarang cuci kaki, terus bobo’ ya” perintah Ghana
Tetapi Annisa tidak beranjak, sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, annisa kembali bertanya, ” Ayah, aku boleh pinjem uang Rp.5000,- enggak?” “sudah, nggak usah macam-macam lagi, buat apa minta uang malam-malam begini? ayah capek, dan mau mandi dulu, tidurlah”. “tapi Ayah…” Kesabaran Ghana pun habis. ” Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Annisa. anak kecil itupun berbalik menuju kamarnya. usai mandi, Ghan nampak menyesali hardiknya. ia pun menengok Annisa dikamar tidurnya. anak kesayangannya itu belum tidur. annisa didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Ghana berkata, “maafkan Ayah, Nak, Ayang sayang sekali sama Annisa. tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini? kalau mau beli mainan, besok kan bisa. jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun papa kasih” jawab Ghana

“Ayah, aku enggak minta uang. aku hanya pinjam. nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”. “iya, tapi buat apa? tanya Ghana lembut.

“aku menunggu Ayah dari jam 8. aku mau ajak Ayah main ular tangga. tiga puluh menit aja. mama bilang kalo waktu ayah itu berharga. jadi, aku mau ganti waktu ayah, aku buka tabunganku, hanya Rp.15.000,- tapi karena Ayah bilang satu jam dibayar Rp.40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp.20.000,- tapi duit tabunganku kurang Rp.5000,- makanya aku mau pinjam dari ayah” kata polos Annisa

Ghana pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. dia baru menyadari ternyata limpahan harta yangdia berikan selama ini, tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.

Tunaikan hak sesuai tempatnya. paling tidak hak Tuhan kita, hak fisik kita hak sesama manusia (kiriman email kawan)

Kecil Mungil Namanya

Lahir 18 November 2005
Saat itu bayi merah itu keluar dari rahimku setelah sekitar 9 bulan berada di perutku.

Luar biasa....
Antara percaya dan tidak percaya rasanya....
Seneng, capek, takut semuanya bercampur. Seneng karena saat itu anakku lahir dengan selamat dan lancar. Capek karena udah nahan segala macam sakit fisik yang dirasa dan takut kalau sampai tidak bisa merawat dan mengasuh bayi merah ini sampai tumbuh dan dapat menjadi insan yang sholehah. Tapi apapun itu intinya HARUS SIAP.
Siap apa aja deh...ngurus si kecil, ngurus suami, kerja di kantor. Tapi Alhamdulillah sampai saat ini semuanya berjalan dengan lancar...yah, kalo ada kurang satu dua mungkin masih dalam batas wajar menurutku. (ga tau kalo menurut suami, atau mertua,atau ortu, atau temens, atau bos dll menurut mereka mungkin kurangnya banyak kali..he2...)

Seiring dengan berlalunya hari, bulan dan tahun, sampai saat ini anakku umurnya udah hampir 3 tahun 4 bulan. Dah gede...Dah bisa lari, main sendiri, minta jajan, ngambek, protes, nulis, nyanyi, gambar, sekolah dsb.
Beberapa waktu yang lalu waktu aku dan zahra (nama anakku)maen rumah2an dengan menggunakan selimut tebal milik abinya (ayahnya), dia keliatan sene...ng banget waktu aku panggil dia "KECIL MUNGIL....KAU DI MANA?"

Seneng rasanya liat buah hati kami tumbuh seperti sekarang ini.
Syukur Alhamdulillah karena Allah udah menganugerahkan ini semua.
TERIMA KASIH YAA..RABBI